Senja gerimis akan datang,
sebentar lagi, katanya. Menunggu yang akan hilang atau mengenggam yang akan
pulang. Entah berapa lama lagi sang penulis duduk diam, pikirannya sibuk menjelajah
memori-memori yang berdesakan mau pergi. Tolong, biarkan saja dia di sini,
pinta sang penulis dari dasar hati. Namun jarum-jarum berdenting itu tak mau
tahu, mereka malah seakan berlomba, mengejar yang tak akan pernah terkejar. Hening
sunyi kian mengernyap pelan, menjadikan permukaan udara seakan dingin menusuk
tulang. Terpaku, tak bisa kemana-mana. Kini sang penulis hanya punya satu kesempatan,
untuk diam hingga asa buka suara atau berlari sekuat tenaga mengejar masa yang
kian merasa juara. Entahlah, jawabannya mungkin datang saat gerimis senja menjelang.
0 komentar:
Posting Komentar