Mimpi akan tetap menjadi mimpi
Terukir di tiap senti lipatan hakiki
Dan rumput tak akan lepaskan dengan licinnya
Bagai bumbu pedas menyergak papila
Sirna saat organ bumi menyapunya
Pelangi di langit malam selalu semu
Walau buai penyair selalu ada membisik dengan sergak sergak tak bertuan
Karena hanya alam pemiliknya
Kau merasa? Tentang apa
Tentang bayang bundar wangi merah hijau di lengan bayi
Tentang kulit sutra penentumu yang kau puja dan hina
Jadi kursi kayu akan jadi pipa besi dan televise 14 inchi di ruang tamu akan jadi planet berorbit dimensi 5
Biarkan bualan bualan itu melonglong dengan panjangnya
Karena mereka bernyanyi untukmu dengan gesekan pita suara tak beraturan
Soal peri cilik berwajah suci itu
biarkan dia hidup dalam wadah merah tua
0 komentar:
Posting Komentar